"Saatnya berubah, kita harus berubah......."

Thursday, November 29, 2007

Sang Bidadari

Bidadari, kesan yang muncul pertama kali ketiak saya mendengar kata itu adalah seorang wanita dengan penampilan fisik yang sangat sempurna dengan tutur kata dan sikap yang indah mempesona. Walau kadang ada orang menilai kecantikan adalah subyektif, tetapi bidadari adalah pasti cantik secara obyektif. Siapa saja, dari mana saja dan kapan saja akan mengatakan dan menilai sama dengan nilai yang paling tinggi. Siapa saja kaum adam yang sempat menjumpainya pasti akan mempunyai hasrat untuk menjadi kekasihnya. Minimal orang yang sempat bermimpi ketemu denganya tidak akan pernah melupakan mimpi tersebut, apalagi dia tidak datang kedalam mimpi sesuai dengan keinginan kita.

Bidadari dimana dia, dalam arti yang sempit mungkin akan banyak orang memilikinya terutama didunia, tetapi yang sejati dan pasti hanya akan datang kelak. Seperti seorang kekasih yang saling mencitai ia akan datang dengan sendirinya dan tentunya dengan membawa kerinduan yang sangat dalam setelah sekian lama berpisah.

Bidadari siapa yang kau datangi, untuk menjadi kekasihnya ternyata bukan ukuran fisik yang ia inginkan. Tampan dan gagah menjadi tidak bernilai. Wibawa dan kaya bukan yang ia idam-idamkan. Ia mendatangi kekasihnya berdasarkan perilakunya. Seberapapun penampilanya akan ia datangi dan ia layani dengan layanan yang tidak pernah terbayangkan oleh manusia.

Apakah kita termasuk yang didatangi, mungkin kita bisa mengira-ira sudah layakah seorang bidadari akan menghampirikita. Kalau kita mengira masih banyak orang yang lebih layak untuk mendapatkanya kenapa kita tidak berusaha seperti mereka. Bayangkan dalam sebuah istana yang megah, sungai dengan air bening mengalir, pepohonan yang rindang dengan buah-buah yang bergelantungan. Disana kita berada dengan ditemani olehnya…oh kebahagiaaan yang tidak pernah ternilai. Tetapi apakah ini hanya bayangan semu, angan-angan kosong, lamunan di siang bolong….

Semantara itu, Sementara kita masih banyak berbuat maksiat dan dosa, sementara banyak yang kita lakukan hanya sia-sia, sementara tidur masih menjadi aktifitas yang kita senangi, sementara mulut kita masih sering berucap yang tidak baik. Apakah kita masih berani berandai-andai untuk mendapatkanya?

Lentera kecil ditengah badai yang gelap.